Duka Miranda: Pemerkosaan berujung Budak Sex 5

No Comments
Chapter 5
The Erotic Art

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pagi kembali menerpa begitu juga dengan pagi yang menjadi hari kelabu bagi Miranda. seperti biasa ia pergi menuju sekolahnya. Satu hal yang berbeda kini ia berada di kelas yang baru bersama para lelaki hidung belang yang sering mengeksploitasi dirinya dalam kal yang berbau seksual. Ia memang tidak ingat apa saja hal yang harus ia kerjakan setiap harinya, yang ia tahu adalah mereka memaksa Miranda untuk melakukan hal yang memalukan.

Miranda tidak bisa berbuat apa – apa selain menuruti kemauan mereka karena bisa saja akan menjadi hal yang lebih buruk bila ia mencoba melawan. Baginya hal yang sebelumnya terjadi saja sudah cukup memalukan apalagi bila ia melawan bisa jadi akan mendapat perlakuan yang lebih menyedihkan lagi.

Hari ini adalah hari sabtu dan ia awali dengan memakai kemeja ketat dan rok kotak –kotak warna biru yang pendek 20 cm diatas lutut serta kaos kaki panjang menutup betis dan sepatu kets. Seperti biasa ia adalah gadis yang cukup populer di kalangan laki –laki sehingga banyak yang menyapanya saat di sekolah. Di sisi lain ada yang menggosipkan sesuatu kepada dirinya karena ada yang tahu bahwa dirinya telah menjadi Budak Nafsu para berandalan sekolah.

Saat Miranda memasuki kelas ia mendapati teman –teman sekelasnyaberkumpul di satu meja dengan meliat ke arah laptop salah satu anak. Mereka tampak asyik sekali, namun Miranda tidak menghiraukannya dan langsung duduk di mejanya sendiri. Sembari menunggu bel masuk ia mengambil catatannya dan mempersiapkan pelajaran. Beberapa anak meliriknya setelah memandangi laptop seolah ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Perlahan ia Miranda mendengar suara yang tidak asing yang bersumber dari laptop itu.

Suara itu makin lama makin jelas dan ia yakin bahwa itu suara dia. Ia langsung berdiri dan mengahmpiri anak –anak itu. Ia sungguh terkejut melihat video pemerkosaan yang ia alami saat di toilet kemarin

“enggak, nggak mungkin” Miranda syok

Saat itu juga Rendy dan kawan –kawannya menghampirinya.

“hehe, bagus juga drama lo kemarin” ujar Rendy menggodanya

“enggak mungkin!, kalian, hentikan video itu!” ujar Miranda yang sangat malu

“hahaha” mereka semua menertawakan Miranda

“dengar Miranda, lo sekarang gak bisa berbuat apa – apa selain nurut perintah kita” ujar Rendy

Miranda hanya bisa tertunduk malu di hadapan para berandalan sekolah itu, seolah diasudah di ambang kehancuran.

Bel pun berbunyi dan pelajaran di mulai seperti biasanya. Miranda duduk di samping Rendy di bangku pojok paling belakang.

“Miranda, lo inget kan hari apa ini” tanya Rendy

Miranda hanya diam sambil menunduk dengan wajah masam.

“gue mau ntar istirahat lepas BH lo” suruh Rendy

“mmm, umm” ia menurutinya sambil mengangguk

Beberaa jam kemudian bel waktu istirahat pun berbunyi, Miranda harus melakukan apa yang di perintahkan Rendy kepadanya tadi.

“oke lepasin BH lo” susurh Rendy

Perlahan Miranda melepaskan kancing kemejanya di samping Rendy. Setelah melepaskan bajunya ia lalu melepaskan bra itu lalu memakai kembali kemeja putihnya.

“oh sekalian deh kancut lo” suruhnya

Ia menurutinya lagi karena tidak mau terlibat masalah lebih jauh.

“oke Miranda gue mau lo sekarang pergi ke kantin beliin kita sesuatu” suruh Rendy

“hah!, apa?” ia terkejut

“kenapa? Tenang nih pake duit gue” ujar Rendy sambil merogoh sakunya

“mmm, tapi baju gue…. gue malu” bantahnya

“udah lo gak usah banyak protes” kata Rendy sambil meremas payudara Miranda

“uuuuggghhhhhhh, jangan!” desahnya

Kini payudaranya mulai mengeras sehingga timbul di tengah – tengah bajunya yang ketat. Miranda tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Rendy. Ia pun segera menuju kantin sambil menutup dadanya dengan menyilangkan tangan. Saat tiba di kantin ia kembali manghadapi masalah karena di sana sangat ramai bahkan untuk membeli sesuatu harus berdesak - desakan.

Ia mencoba memberanikan diri untuk masuk ke kerumunan.

“permisi, gue mau lewat” pintanya sambil mendorong anak yang lain

Ia tidak sadar saat berusaha lewat payudaranya yang menonjol karena tidak tertutup bra mulai terlihat. Anak lainnya mulai memperhatikan hal itu. Mereka mulai membisikkan pada teman yang lain.

Miranda sudah tiba di depan sang penjual dan mulai membeli sesuatu. Ia berusaha untuk tidak mempedulikan orang lain yang melirik payudaranya.

“berapa bang?” tanya Miranda

“tiga belas lima ratus neng’ jawab penjual

Miranda merogoh kedua saku roknya untuk mengambil uang. Saat itulah payudaranya mulai memantul- mantul karena ia kesulitan mengambil uang. Rendy sengaja memberikan Miranda uang receh agar ia kesulitan mengambilnya dan membuat payudaranya menjadi tontonan banyak orang. Inilah yang di maksud dengan exibitionist day.

Setiap ia mengambil uang receh ia menaruh di meja dan ia merogoh kembali karena kurang. Ketika ia mencoba meraih receh demi receh uang payudaranya juga memantul-mantul karena tangannya sibuk meraihnya hingga tidak bisa menutup dadanya.

Semua anak yang ada dikantin termasuk sang penjual memelototi payudara gadis itu. Miranda terus mengeluarkan recehan itu dan pura – pura tidak mempedulikannya. Sebenarnya ia sangat malu saat semua anak laki –laki melihat payudaranya yang menonjol sehingga ia gugup dan menjatuhkan uang recehnya.

“pyaaaarrrrr, uang lima ratusan itupun jatuh

Ia langsung mengambilnya sembari menutup payudaranya karena ia mulai tidak tahan, namun ia lupa bahwa ia tidak memakai celana dalam. Saat ia membungkuk untuk mengambil uang itu ia tidak sadar rok pendeknya terbuka dari belakang sehingga anak anak yang lain menyaksikan pinggulnya tidak tertutup celana dalam.

“wuuuuuuu, suit suiiiiitttt” anak – anak yang di belakangnya menggodanya

“ah!” ia tersadar

Miranda langsung kembali berdiri dan membalik badannya dan memegangi roknya.

“hehe, lo gak pake kancut ya” goda anak – anak itu

Ia tak menghiraukannya dan langsung memberikan uang kepada pembeli itu.

“sering sering yang neng” goda penjual itu

“huh” keluhnya

Iya langsung kembali ke kelas dan memberikan pesanan kepada Rendy dan kawannya.

“hehe, gimana sukses gak?” tanya Rendy

Miranda hanya diam namun wajahnya masih memerah.

“oke habis ini kita ke perpus” ajak Rendy

“mmmm” gumam Miranda

“hehe, gue mau lo godain pak penjaga perpus” suruh mereka

“tapi gue mau minta balikin CD gue” pina Miranda

“oke nih” ujar Rendy sambil melempar celana dalam itu ke Miranda

Setelah itu mereka menuju perpustakaan untuk menjalankan misi eksibisionis yang kedua. Saat memasuki ruangan baca sang penjaga terkejut saat melihat Miranda tidak mengenakan bra. Pria itu terus mencuri-curi pandang pada payudaranya ketika sedang mencari buku di tiap- tiap rak.

“oke lo duduk di sana” suruh Rendy sambil berbisik

Ia menyuruh Miranda duduk di kursi yang tepat di depan tempat duduk sang penjaga perpustakaan. Berkali – kali penjaga itu melirik payudara dan paha mulus Miranda apalagi selangkangannya roknya yang pendek membuatnya membayangkan ingin melihat isi di dalamnya. Miranda yang malu berusaha merapatkan kakinya agar orang itu tidak bisa mengintip celana dalamnya.

“sssssst Miranda!” Rendy memanggil Miranda dengan suara bisikan

Miranda langsung menghadap kearah Rendy yang duduk tak jauh dari kursinya.

“buka, buka” ujarnya memberi isyarat membuka selangkangan

“apa!” ia terkejut

Dengan terpaksa Miranda harus menuruti perintah cabul dari Rendy. Perlahan ia buka kedua kakinya sehingga tampak jelas celana dalam putih menghadap penjaga perpustakaan. Sebenarnya ia sangat malu melakukan hal itu namun ia tidak ingin Rendy marah dan menghukumnya, ia pun menutupi wajahnya dengan buku karena sangat malu.

Sementara sang penjaga perpus tidak bisa menahan matanya dan terus mempelototi selangkangan Miranda beserta payudarnya yang terbuka. Miranda sudah tahu hal itu hanya bisa pura – pura membaca buku dan menutupi wajahnya dengan buku.

Beberapa saat kemudian bel berbunyi tanda masuk pelajaran. Rendy dan kawan – kawan juga akan meninggalkan kelas, namun sebelum itu ia menghampiri Miranda.

“lo disini dulu, trus godain tuh orang, hehe” bisik Rendy

“enggak gue mau balik” protes Miranda

“denger!, lo harus nurut sama gue, ngerti!” paksa Rendy

Miranda tidak bisa melawan perintah Rendy dan hanya bisa duduk terpaku di kursinya. Kini ia hanya sendirian di perpus bersama sang penjaga perpustakaan. Sementara Rendy dan lainnya keluar dan mengintip Miranda dari jendela bersama temannya.

Sang penjaga terheran karena Miranda masih berada di dalam perpustakaan. Ia pun berdiri melakukan tugasnya menaruh dan menata buku di rak.

“kok gak ke kelas neng” sapanya

“enggak bang, saya disuruh cari buku di sini” ujarnya berkilah

“oooohh” jawabnya dengan polos

Sang penjaga perpustakaan adalah pria paruh baya yang sudah lama bekerja di sekolah Miranda. Ia merasa senang kerena di waktu kerjanya di temani gadis secantik dan sebahenol Miranda. Sesekali ia melirik tubuh gadis itu dari bawah hingga atas.

Beberapa saat kemudian handphone Miranda berbunyi dan ia membaca pesan yang berasal dari Rendy.

“lo pura pura ambil buku sambil nungging ampe bokong lo keliatan” perintah Rendy melalui pesan itu

Miranda yang tidak setuju membalas pesan singkat itu.

“gue gak mau, lo jangan gila!” protesnya

“oh gitu, kalo lo berani ngelawan, video lo sama sih cupu bakal gue sebarin, hehe” anacam Rendy

Ia kembali membaca pesan dari Rendy dan ia terkejut. Ia pun terpaksa melakukan perintahnya karena ia tidak mau video pemerkosaannya menjadi ajang tontonan semua anak di sekolahnya. Ia lebih baik malu di depan penjaga perpustakaan dari pada harus dipermalukan di depan semua anak disekolah.

Ia lalu menuju rak dan berpura –pura mencari buku dengan teliti. Perlahan ia menundukkan badanya hingga 90 derajat sesuai yang di perintahkan Rendy agar pinggul bahkan celana dalamnya terlihat dari belakang.

Penjaga perpustakaan yang tadi tengah fokus menata buku di rak saat mengambil buku langsung tertegun menatap pinggul Miranda yang semok.

“gile bener, semok amat nih cewek” ujarnya tertegun

Miranda masih pura – pura menyusuri buku di dalam rak rak seolah benar – benar mencari buku. Sementara sang penjaga tidak bisa melepaskan pandangannya dari pemandangan indah itu. Bokong Miranda amatlah mulus bahkan celana dalam putih yang ia kenakan membuat vagina dan anusnya terlihat karena transparan. Rok biru kotak –kotaknya yang pendek membuat dua buah bokongnya terlihat dengan jelas di depan penjaga perpustakaan itu. Ia masih belum menyadari bahwa sang penjaga terus memperhatikan gerakan bokong indah itu.

Setiap Miranda bergerak menusuri rak, bola mata pria itu terus mengawasi gerak – geriknya tanpa mengedipkan mata sedikitpun. Saat gadis itu merasa ada yang aneh ia pun membalikkan badan dan menoleh ke belakang. Seontak sang penjaga langsung pura – pura menata buku kembali.

“ngapain bang?” tanya Miranda dengan parau karena malu

“engg, enggak neng” ujarnya sambil masih melirik ke arah Miranda

Kini ia terbelalak lagi karena baru menyadari bahwa gadis itu tidak mengenakan BH. Pria itu kembali terbengong melihat kedua buah dada Miranda.

Miranda menyadari hal itu dan segera menutupi kedua payudarnya dengan buku yang ia ambil.
“dasar mata keranjang” sindirnya dengan ketus

Sang penjaga kembali menata buku di rak sementara Miranda kembali duduk diatas meja. Gadis itu kini merasa terancam dan tidak nyaman karena harus berada di ruangan itu bersama pria mesum tersebut. Kini ia lebih waspada dan mengawasi sang penjaga perpustakaan agar jangan sampai meliriknya tubuhnya yang indah lagi.

Belum sempat ia merasa lega, handphonenya berbunyi lagi tanda ada pesan dari Rendy.

“enggak, gak mungkin” gerutu gadis itu saat membaca pesan tersebut

“angkat kaki lo ke atas meja dan buka lebar – lebar” isi pesan dari Rendy

Miranda membelalakan mata ketika membaca pesan tersebut seolah tidak percaya apa yang diperintahkan padanya. Bagaimanpun ia harus melakukan hal yang di perintahkan Rendy. Ia terus mengawasi penjaga perpustakaan agar saat ia melakukan aksinya jangan sampai di lihat pria itu. Saat sang penjaga kembali fokus perlahan ia mengangkat kedua kakinya ke atas meja walaupun ia sedikit gemetar karena malu.

“ughhh” keluh gadis itu sambil memejamkan mata

Kedua kakinya yang indah bersandar diatas meja tempatnya membaca. Paha mulus dengan kaos kaki panjang membuat pemandangan indah di atas meja. Perlahan ia pun melebarkan kakinya sehingga selangkangannya terbuka lebar dan celana dalam putih nampak dengan jelas bagaikan kelopak bunga bahkan vaginanya yang mengecap juga tampak.

“gue mohon jangan lihat” katanya dalam hati

Miranda hanya bisa pasrah sambil menutupi wajahnya dengan buku karena malu.

Penjaga perpustakaan masih menaruh beberapa buku di rak. Sesekali ia menoleh ke Miranda dengan biasa lalu lalu kembali menata buku. Lalu ia sadar dan kembali menoleh ke arah Miranda dengan tatapan terkejut.

“buset nih cewek!” ujarnya dalam hati

Penjaga perpustakaan tertegun melihat keseksian kaki Miranda, ia pun sampai menelan ludah.

“uh, nih cewek bener –bener bikin nafsu” kata penjaga itu

Miranda merasa sangat malu sehingga membuat payudaranya yang montok menjadi mengeras dan menonjol bahkan puting susunya mulai tampak.

Penjaga perpustakaan tidak tahan lagi dengan godaan Miranda ia pun mulai menghampirinya. Ia mengendap perlahan dan tiba di depan Miranda yang masih pura –pura membaca dengan mendekatkan buku di wajahnya.

Pria itu mulai mengelus paha indah Miranda yang dihidangkan di atas meja.

“cgluk, uh montok bener nih cewek” ujarnya sambil menelan ludah

“aaaahh” Miranda terkejut dan kembali merapatkan kakinya

“hehe, baca apaan neng serius bener” goda penjaga itu

Gadis itu langsung menurunkan kakinya dan menatap tajam ke arah penjaga perpustakaan.

“enggak bang” ujarnya sambil menggelangkan kepala

“dari tadi neng godain abang terus, gantian dong” rayu pria itu

Miranda yang merasa tidak nyaman menaruh buku dan memegangi roknya karena masih malu. Sang penjaga berjalan menuju belakang Miranda dan memegang pundaknya.

“ayo neng godain abang dong” rayu pria itu

“enggak bang saya cuma disuruh bang” ia menjelaskan

“ayo dong gak usah malu –malu” rayunya lagi sambil membelai rambut Miranda

“ugghhhh” rintihnya

Karena tidak tahan ia langsung berdiri dari kursi dan berusaha untuk pergi namun sang penjaga malah mendekapnya.

“aaaaaaahh, lepasinnn baaaaanng” teriaknya

“hehe, ayo neng abang pengen cobain bodi eneng” rayunya sambil meremas – remas dada Miranda

“aaaaaaaaaaah, jangaaaaaann” teriaknya

Sebelum dekapannya makin kuat Miranda langsung menepis tangan pria itu dan mendorongnya hingga jatuh lalu ia berusaha lari kembali ke kelas. Sementara Rendy dan yang masih mengintp tertawa terkekeh kekeh karena berhasil mengerjai Miranda bahkan mereka juga mengambil foto saat Miranda melakukan aksi erotisnya dari saat menungging di rak hingga meletakkan pahanya di meja.

“hahahaha, eksib day emang indah” kata mereka

Kini Miranda tiba di kelas dan bu guru sudah ada di sana.

“kamu dari mana Miranda” tanya ibu guru

“maaf bu saya tadi ada kegiatan ekstrakurukuler Bu” kilah gadis itu dengan wajah bingung

“kamu jangan cari – cari alasan, kali ini ibu maaf kan, duduk!” kata Bu Guru mengomel

Miranda dengan tatapan sayu segera duduk di bangkunya. Anak – anak yang lain menggunjungnya karena mereka tahu Miranda baru saja dikerjai oleh bos mereka. Beberapa saat Rendy dan kawan –kawan datang dan mereka membuat alasan juga pada Bu Guru. Rendy kembali duduk di bangkunya yakni di sebelah Miranda.

“gimana, lo suka gak?” tanya Rendy menggoda Miranda

Miranda tidak menghiraukannya dan hanya fokus kepada pelajaran dari Bu Guru.

Saat pelajaran usai mereka berkemas untuk pulang sekolah. Rendy pun berdiridan memanggil teman – temmannya untuk menunjukkan foto erotis Miranda saat diperpustakaan.

“guys, lihat nih koleksi gue” kata Rendy memamerkan foto diponselanya

Anak – anak yang lain langsung mengerumuninya ingin melihat fotoerotis Miranda.

“wow, hebat juga lo Ren” puji salah satu anak

“waaahh, nih cewek bener –bener kayak pecun beneran” celetuk anak yang lain

Mendengar perlakuan yang tidak manusiawi disertai kata –kata yang melecehkan harga dirinya, Miranda mengepalkan tangannya sambil menundukkan wajah. Ia pun menghampiri kerumunan anak –anak itu dan meluapkan amarahnya.

“puas lo sekarang! puas!” teriak Miranda karena kesal

Semua anak langsung berhenti dan menatap wajah Miranda.

“kalian semua pria jalang,otak kalian sangat kotor, puas kalian” ia meluapkan kekecewaannya

Semua anak hanya termenung karena sebagian ada yang iba namun Rendy dan gengnya hanya diam saja.

“kalo kalian belum puas, gue bakal telanjang, ayo kalian bisa puasin sex kalian” ujarnya dengan mata berkaca –kaca dengan amarah menggebu – gebu

Semua anak hanya bisa termenung namun Rendy masih bisa tersenyum jahat.

“uhuhuhuhuhu” Miranda mulai menangis meratai nasibnya

Rendy pun mendatangi gadis itu dengan tatapan jahat sehingga Miranda mundur menghindarinya.

“oh jadi sekarang lo berani ngelawan” Rendy menantangnya

“gue gak takut!” Miranda membalasnya

“dasar pecun lo” bentak Rendy

Iapun lalu memegang kerah baju Miranda dan mendorongnya ke tembok.

“aaaaaaaaaahhhh” pekik gadis itu

“oke kalo lo mau pulang sambil telanjang” ancam Rendy

Ia memegang kedua kerah baju Miranda dan akan merobeknya untuk melucuti pakaian Miranda hingga telanjang bulat.

“plaaaaaaaaaaakkkkk” suara tamparan dengan ekspersi geram

Miranda menampar pipi Rendy dengankeras karena kesal diperlakukan seperti itu.

Rendy yang merasa kesal juga langsung menampar balik pipi Miranda berkali – kali.

“plaaaaaaakk, plaaaaaaaaakk plaaaaaaaaakk” tamparnya di pipi kanan kiri

“udah –udah Ren, dia itu cewek” gilang menghentikan Rendy

“tenang bro, lo jangan emosi gitu” ujar Erik menasehati

“uhuhuhuhuhu” sementara Miranda hanya bisa menangis menderu – deru

“dasar pecun lo, gue hajar juga tuh cewek” kata Rendy dengan kesal

“udah lo tenang aja, kasihan juga kan nih cewek, masak lo tabokin gitu” Gilang menasehati

Akhirnya semua kembali reda dan Rendy segera duduk di bangku untuk mendinginkan kepala. Miranda masih berdiri sambil menangis karena ia dihajar oleh Rendy.

“huh, kalo gitu gue mau sebarin nih foto, gue uplod di fesbuk, tuiter, pet, apa aja lah biar kapok” ujar Rendy kesal

Semua anak hanya bisa tercengang mendengarkan keputusan sang kepala geng.

“heh, masukin juga tuh vidio di yutub, biar tuh cewek ancur –ancur dah” ujarnya kesal

Mendengar perkataan Rendy Miranda langsung menangis menderu deru dan memohon pada anak itu.

“Rendy, gue mohon, jangan sebarin uhuhuhuhuhu” tangis Miranda

“heh, ini hukuman buat lo” ujar Rendy

“enggak Ren, jangan ancurin idup gue, uhuhuhuhu” tangis Miranda

Rendy tidak menghiraukan dan mulai memencet tombol di handphonenya.

“uhuhuhuhu, gue minta maaf Ren, jangan, uhuhuhuh” kata Miranda sambil berlutut di kaki Rendy

Rendy berhenti sejenak karena melihat Miranda berlutut di kakinya namun ia tidak mau merubah keputusan.

“gue gak peduli, biarin lo jadi pecun beneran” kata Rendy dengan ketus

“enggak Ren, uhuhuhu, plisssssss jangan, uhuhuhu” tangis Miranda menggema di ruangan

“sob, jangan kasihan tuh cewek ampe kayak gitu” Pandu menasehati juga

“iya, maafin aja, emang kita yang salah” ujar Erik

“lo kok belain dia terus sih, ini hukuman karena dia ngelawan gue mulu” ujar Rendy yang siap memencet tombol oke untuk menshare foto Miranda

“uhuhuhu, Rendy gue janji bakal nurutin semua kata lo, uhuhuhu” kata Miranda sambil terus menangis

“tuh sob, dia udah janji noh” kata Gilang

“udah deh, kalo lo sebarin ntar kita gak bisa apa – apain dia lagi dong” kata Erik

Sejenak Rendy memikirkan kata – kata temannya. Ia juga berpikir bila ia menyebarkan foto itu berarti semua sudah selesai.

“oke oke, gue tahu, gue maafin nih cewek” ujar Rendy

Semua mulai menghela nafas lega karena ia tidak sampai menyebarkan foto Miranda.

“eiits, tapi nih cewek masih harus gue hukum” kata Rendy

“uhuhuhuhuhu” Miranda masih tetap menanis

“hukuman apaan sob?” tanya teman – temannya

“hehe, gue punya hukuman yang asoy buat nih cewek” ujarnya dengn tersenyum licik

Akhirnya Rendy tidak jadi menyebarkan foto dan vidio Miranda ke jejaring sosial, namun ia masih tidak puas bila tidak menghukumnya. Mereka pun keluar dari kelas dan segera menuju menuju ke mobil, Miranda pun juga ikut masuk ke dalam mobil, entah apa yang mereka rencanakan.

Beberapa saat mobil melaju dengan kencang dan berangkat menuju kesuatu tempat. Hingga mereka sampai ke sebuah Pasar Tradisional. Mobil pun berhenti lalu pintu mulai terbuka namun hanya Miranda saja yang turun dari mobil tersebut.

“oke, sekarang lo lakuin tugas tadi, gue tunggu di parkiran” kata Rendy

Miranda mengangguk dan segera meninggalkan mobil, sementara Rendy dan kawan – kawan menunggu di parkiran sambil mengawasi Miranda dari jauh.

“hehe, kayaknya bakalan asik nih” ujar Gilang

“yoi, biar tahu rasa tuh cewek” ujar Rendy masih kesal

Miranda berjalan menyusuri pasar tradisional yang kumuh tersebut. Ia masih mengenakan seragam dengan kemeja putih ketat dan rok pendek diatas lutut serta kaoskaki pangang menutup betis dan sepatu kets warna putih. yang mengejutkan adalah ia tidak mengenakan pakaian dalam sama sekali, BH dan CD nya sengaja di rampas oleh Redny dan gengnya. Ia merasa sangat malu walaupun masih mengenakan seragam ia merasa di telanjangi di tengah kerumunan pasar, namun ia tidak punya pilihan selain menjalani hukuman tersebut untuk meredakan amarah Rendy.

Ia berjalan melintasi jalanan pasar yang becek dan kumuh. Ia pun menghampiri penjual ikan di salah satu kios jualan. Sang penjual ikan hnya bisa melongo karena kios kumuhnya di datangi bidadari yang tidak mengenakan pakaian dalam.

“ikannya berapaan bang?” tanya Miranda walaupun ia sungguh malu

“sekilo dua puluh ribu neng, hehe” ujar sang penjual sambil mempelototi payudara gadis itu

Miranda mulai memilih ikan tanpa mempedulikan buah dadanya yang sedikit terlihat karena kemeja putihnya amat transparan.

“neng, kok gak pake daleman?” tanya penjual secara langsung

Miranda merasa malu bercampur bingung karena ia tidakbisa menjawab pertanyaan itu.

“mmm, abis panas sih bang disini” jawabnya dengan seadanya

“oh, sering – sering deh mampir ntar abang kasih diskon, haha” celetuk penjual ikan itu mengoda Miranda

“hehe” jawabnya dengan senyum getir karena sebenarnya ia tidak mau melakukan itu

“beli setengah kilo deh bang” ujar Miranda membeli

“siap neng, duh ngimpi apa gue semalem” gumam penjual dengan girang sambil menimbang ikan

Miranda sangat malu karena terus digoda oleh penjual ikan itu namun ia hanya bisa pasrah karena ia harus menuruti kemauan Rendy

“ini neng, lima ribu” kata penjual itu sambil menyerahkan ikan di kantung kresek

“iya bang” jawabnya

Miranda merogoh saku roknya dan mengambil uang untuk membayar. Sayangnya uang yang ia gunakan adalahuangreceh yang sudah disiapkan Rendy agar ia kesulitan mengambilnya. Gadis itu terus merogoh sakunya sehingga membuat buah dadanya memantul mantul. Sang penjual hanya melongo melihat dua buah dada Miranda berayun di depannya apalagi puting susunya mulai tampak dengan jelas.

“duh, susah amat sih” gerutu gadis itu pura -pura

Sesuai dengan perintah Rendy Miranda harus menggoda penjual walaupun harus membuka roknya yang pendek. Ia merogoh sakunya dengan seolah – olah kesulitan sampai ia berkali – kali menyingkap roknya sehingga isi dalamnya terlihat sekilas oleh penjual. Ia terus merogoh untuk meraih uangnya sambil mengibarkan roknya sehingga vagina dan pinggulnya terlihat di depan sang penjual. Para penjual yang lain ikut – ikutan memperhatikan kelakuan erotis Miranda. Setiap ia merogoh saku pasti mereka berdebar- debar melihat pinggul Miranda yang montok karena rok pendeknya tersingkap saat ia berusaha meraih uang di sakunya.

“ckckckckckck, buset” penjual ikan itu hanya bisa menggelengkan kepala

“nih bang duitnya” ujar Miranda mengeluarkan uang sepuluh ribu

Penjual menerima uang itu dan memberikan kembaliannya sambil bertanya.

“nama neng siapa?” tanya penjual itu

“emmm, Miranda bang” jawabnya tersipu malu

“neng Miranda, lain kali ML sama abang yuk” goda penjual itu

“emmm, hehe” Miranda hanya bisa tersenyum pahit

Ia lalu meninggalkan penjual itu dan segera membeli di kios lain. Semua laki – laki di pasar tak henti –hentinya memandangi Miranda yang seksi, mulai dari penjual hingga tukang becak yang ada di sana.

“suuiiiiiitt suuuuuuuiiiiiiiiitt” goda beberapa orang

Miranda hanya bisa menunduk malu karena pakaiannya begitu menggoda apalagi tadi ia berkali – kali menyingkap roknya sehingga para penghuni pasar makin menggila.

Saat suasana makin memanas ia menjatuhkan uang kembalian dari penjual ikan. Lalu ia membungkuk untuk mengambil uang itu. Roknya yang pendek tidak bisa menutupi bokongnya yang seksi bahkan anus dan vaginanya terlihat dengan jelas karena ia tidak memakai celana dalam.

“wooooooooo,suuuuuuuuuiiiiiiiitt, ssuuuuuuuuuuuuiiiiiiiitttt” semuaorang dipasar malah semakin menyoraki Miranda

Miranda hanya bisa menahan rasa malunya, sesuai perintah ia harus melakukan hal itu bahkan ia terus menjatuhkan uang saat berjalan sehingga semua orang di pasar merasa senang melihat tontonan erotis dari Miranda. Disisi lain ibu –ibu malah mengunjing Miranda karena ia melakukan tindakan yang tidak senonoh.

Kali ini Miranda mendatangi kios penjual buah. Seperti tadi sang penjual tak bisa mengedipkan mata melihat pakaain Miranda yang menggugah selera.

“apelnya berapaan bang?” tanya Miranda

“e..eee..dua puluh ribu sekilo neng” jawab penjual itu

“mmm, mahal amat bang boleh kurang gak” tawar Miranda

“yah itu udah murah neng, lagi gak musim nih” kilah sang penjual

Miranda tidak bisa menawar lagi karena uang yang di berikan Rendy tidak cukup. Ini memang disengaja oleh Rendy agar Miranda mau menggunakan kelebihannya yaitu keseksian sebagai alat menawar.

“mmm, bang gimana kalo tuker sama apel saya” ujar Miranda memberikan tawaran

“hah!, maksudnya gimana neng” penjual itu bingung

“iya, ini tuker sama punya saya” ujarnya sambil menunduk dan memandang dua buah dadanya

“hah!, iya deh neng, kalo sama itu mah abang mau” ujar si penjual apel dengan nafsunya

Miranda tidak punya pilihan lain, karena Rendy dan kawan –kawan memang menyuruhnya melakukan hal itu, disamping uang yang diberikan memang tidak cukup bila tidak menawar harga apel itu. Gadis itu segera menuju meja di dalam kios namun sang penjual menyuruh Miranda berbalik menghadap meja dan ia meremas kedua payudara Miranda dari belakang.

“hahaha, montok juga toket eneng” ujar penjual itu dengan girang sambil terus meremas payudara Miranda

“ughhh, iya bang” ia mengiyakan walaupun sebenarnya ia tidak menyukainya

Pria itu terus meremas dan menikmati setiap kelembutan dan kekenyalan payudara Miranda.

“bang sudah dong, ntar kalo ada orang beli gimana” kata Miranda mengingatkan orang itu

“ah, gak papa abang lagi seneng nih, seharian kayak gini juga abang mau,haha” goda orang itu sambil masih terus meremas payudaranya

“ughhh, jangan bang, nanti malu bang kalo diliat orang” kata Miranda

“hehe, iya deh tapi abang coba ini dulu yah” kata enjual sambil mulai mencubit kedua putting susu Mirada

“uuuuuuummhhhhhhhhhh, Bang jangaaann mmmmhhh” desahnya karena terangsang

“hehe, enak gak cantik” goda pria itu

“mmmmhhhh, enggak bang udah cukuupp mmmmmmmhhh” desah Miranda sambil masih memegang meja kios dan menghentakkan kakinya karena terangsang hebat

Setelah puas menikmati buah dada Miranda sang penjual apel melepaskan dekapannya. Kini ia bisa bernafas lega walaupun payudaranya masih nyeri karena remasan itu.

“hehe, lain kali kesini lagi yah neng, saya juga pengen cobain ini” ujar penjual sambil mengelus pantat Miranda

“aaaaahh, i…iya bang udah dong mana apelnya” pinta Miranda menagih janji

“o…o iya hehe, iya neng” kata penjual sambil mulai menimbang apel

Miranda pun berhasil membeli apel tersebut setengah harga walaupun buah dadanya menjadi imbalan bgi sang penjual. Kini ia harus melanjutkan belanjanya walaupun buah dadanya nyeri dan ia masih memeganginya.

“uuhhhhh sakitt” rintihnya sambil memegangi payudaranya

Sementara Rendy dan kawan – kawan yang mengamati dari dalam mobil menertawkan nasib Miranda.

“hahaha, rasain lo, jadi pecun dah lo sekarang” tukasa Rendy

“haha, iya sob, lo sadis amat, tapi asik sih” sahut teman – teman yang lain

Mereka tampak menikmati penderitaan Miranda yang harus merelakan tubuhnya digarayangi penjual apel tadi.

Kini Miranda melanjutkan untuk membeli sayuran dan masih di sekitar area pasar. Saat ia berjalan ia melihat ada dua orang preman yang sedang menunggu dirinya di kejauhan, ia tahu bahwa preman itu akan mengganggunya saat ia lewat. Ia pun mencari jalan yang lain ke arah penjual sayur. Jalan itu masih ramai sehingga ia menutupi payudaranya supaya tidak tersenggol oleh banyak orang.

“permisi, permisi” kata Miranda saat melewati kerumunan sembari tetap memegangi payudaranya dengan tangan satu

Akhirnya ia sampai di penjual sayur untunglah sang penjual bukanlah orang yang jahat dan iamalah memberikan nasihat.

“neng hati – hati disini banyak orang nakal” ujar orang itu

“i..iya bang” Miranda hanya mengiyakan saja karena sebenarnya ia tidak mau melakukan hal tersebut.

Setelah itu Miranda segera kembali ke mobil karena sudah selesai berbelanja seperti yang diminta Rendy dan kawan – kawan. Namun saat akan kembali ia sudah dicegat lagi oleh salah satu preman yang tadi dari jauh. Ia pun mengambil jalan yang lain lagi walaupun lebih banyak orang yang melintas di jalan tersebut. Masalahnya adalah ia tidak bisa memegangi payudaranya karena ia sedang membawa belanjaan. Sehingga payudaranya terbuka lebar apalagi karena tadi diremas oleh penjual apel membuat buah dada itu mengencang dan membuatnya lebih menonjol karena kemeja Miranda yang ketat. Bahkan puting susunya pun sedikit terlihat karena kemeja Miranda berwarna putih sehingga sedikit transaparan.

Dengan terpaksa ia berjalan menyusuri kerumunan itu walaupun buah dadanya menjadi pemandangan indah bagi para pengunjung pasar. Mereka tidakhanya mencuri – curi pandang pada kedua bah dada gadis itu akan tetapi nafsu birahi mereka seolah memaksa untuk mencolek tubuh Miranda yang seksi.

“uuuuhhhh” rintih Miranda saat menyenggol seseorang saat berpapasan dan itu mengenai payudaranya

“oh maaf neng” kilah orang itu dengan senyum – senyum

Miranda melanjutkan langkahnya kembali namun kemali lagi tangan jahil mencoleknya.

“ooohhhh” pinggulnya di colek

Saat ia menoleh tidak ternyata orang yang di belakang yang akan melewatinya sempat –sempatnya mencolek pinggulnya.

Karena tidak tahan ia kembali memutar ka jalan yang agak sepi namun saat ia barjalan si preman itu masih menunggu dirinya dari jauh.

“oh, orang itu” gumamnya dalam hati

Karena tidak memiliki pilihan lain ia tetap berjalan menuju kearah preman tersebut. Ia sedikit cemas karena bisa saja preman itu menggodanya. Ternyata benar preman itu berdiri untuk menghalangi jalan Miranda. Preman itu membelai janggutnya sambil memandangi tubuh gadis itu dengan penuh nafsu.

“sendirian neng, ayo bang temenin” goda preman itu

Miranda menghentikan langkahnya karena tahu bahwa preman itu akan meng apa –apakan dirinya. Belum sempat berbalik pundaknya sudah dipegangi oleh teman preman yang di depannya.

“hehe, mau kemana neng” goda preman itu sambil memegang lengan Miranda

“lepasiiiin, tolooooongg” teriak Miranda

Dengan sigap preman yang di depan Miranda mendekat sambil menodongkan pisau ke leher Miranda.

“heh diem lo” ancam preman itu

Miranda hanya bisa bungkam karena pisau tersebut siap menyayat lehernya.

“hehe, ayo kita bawa kesana” ujar preman yang di belakang

Mereka berdua memegangi kedua lengan Miranda dan membewanya kesuatu tempat.

Orang – orang di pasar yang mengetahui hal itu tidak bisa berbuat apa – apa karena tidak berani melawan preman tersebut.

“hehe, ayo ikut aja, ntar pasti enak” rayu si preman sambil membawa Miranda

Mereka sampai di sudut pasar yang agak sepi lalu mereka mendorong tubuh Miranda ke tembok sehingga belanjaannya jatuh.

“aaaaaaahhh, enggak bang jangaan” rinithnya sambil menutup payudaranya dengan tangan dan memegangi roknya yang pendek.

“hehe, dari tadi lo muter – muter pasar gak pake daleman lagi, lo sengaja godain kita kan” kata salah satu preman itu sambil mendekati Miranda

Sementara preman yang satunya berjaga – jaga agar tidak ada orang yang lewat.

“enggak bang, saya cuma di suruh” kilahnya

“diem!, gue mau nyicipin bodi lo” katanya sambil mendekat ke arah Miranda dengan tampang mupeng

“enggak bang, uhhhhh” rintihnya sambil memalingkan wajah karena preman itu terus mendekatkan wajahnya kearahnya

Preman itu langsung memegang dagu Miranda dan mulai menyambar bibir indah gadis itu.

“mmmmmmmmhhhhhhhhhhh” suara rintihan Miranda

“ccuuuuupppp cruuuuuuupp” suara cumbuan mereka

“hummmm cruuuuuuuupp cruuuuuupp” preman itu menikmatinya

“mmmmmhh, aaaaaah aaaaahh” miranda menghela nafas setelah ciuman selesai

“hehe, santai saja manis, kamu gak bakal kita apa –apain kok, siap nama kamu?”tanya preman itu

“mmm, enggak bang lepasin” Miranda menolak

Preman itu melihat tanda pengenal Miranda sehingga ia tahu namanya.

“hehe, nama lo bagus kayak orangnya, cakep” sanjung preman itu

Setelah itu ia melanjutkan aksinya dengan meremas –remas payudara Miranda.

“aaaaaahhh, jangan baaaaangg” pekik Miranda

“hehe, toket lo montok Miranda” kata preman terus meremas payudaranya

“uuuuhhhh, jangan baaaaaaang” rintih Miranda

Miranda hanya bisa mendorong –dorong orang tersebut namun ia tidak punya daya.

Preman itu kini mulai membuka kancing kemeja Miranda satu persatu hingga terbukalah bajunya dan bua dada indah berada di hadapannya.

“hawahaha, ini baru oke” katanya dengan girang.

Preman itu pun langsung menikmati kekenyalan payudara Miranda dengan telapak tangan yang kasar.

“aaaaaaaaahh, baaaaang lepasiiiiiiiiinn, uhuhuhu” pekiknya sambil mulai menangis karena tangan preman itu begitu kasar

Preman itu tidak menghiraukannya dan malah melahap payudaranya dan putting susunya dengan rakusnya.

“hmmmm sluuuuuuurrrppp” suara hisapan preman itu

“mmmmmmmh, baaanngg mmmmmmh” desah Miranda

“haha, baru kali ini gue nyobain toket kayak gini” gumam preman itu

“uuuhhhhhhhh, jangaaann baaanngg, mmmmhhh” rintihnya lagi

Setelah itu preman itu memutar posisinya, ia sekarang yang bersandar pada tembok tapi masih terus mencumbu Miranda.

“cruuuuupppp sruuuppppp” suara cumbuan itu

“mmmmmmmhhhhhh, mmmmmmmhh” desah Miranda

Ia berusaha melepaskan dekapan namun preman yang satunya sudah berdiri dibelakangnya dan meletakkan telepak tangan kasarnya tepat di pinggul Miranda.

“hehe mau kemana sayang, bokong lo mulus banget” godanya sambil mengelus pinggul semok gadis itu

“mmmmmhhhhh, jangan bangggg” pekiknya

Preman yang di belakang terus menggerayangi pinggul Miranda sementara yang preman dibelakang meremas payudaranya.

“aaaaaaaahh, jangan bang lepasin saya” rengek Miranda yang terus berusaha dicumbu oleh preman di depannya

Preman yang di belakang juga mencoba mencumbu Miranda dari arah belakang.

Setelah itu mereka bergantian, yang belakang mulai meremas dada Miranda dan yang satunya mengelus pinggul Miranda.

“uuuuuummmmmmmhhhh, baaaangg, hentikaaaann uummmhhh” desah gadis itu

Kini kedua preman itu terus menggerayangi payudara dan pinggul Miranda hingga yang di depan mulai menjamah selangkangannya sementara yang di belakang mulai memilin putting susunya.

“mmmmmhhhhh, mmmmmmhh” desahnya karena telapak tangan kasar kedua preman itu menyerang bagian sensitifnya

Tangan preman yang di depan menelusuri sisi selangkangan Miranda bagaikan ular yang melintasi rerumputan hingga sampai pada vaginanya.

“aaaaaaaaahh, baaaaaanng hentikaaaaaaan” pekiknya

Kini tangan preman yang di depan terus menggesek vagina Miranda dengan perlahan. Sementara preman yang di belakang masih mencubit puting susunya sambil memegang dagunya berharap bisa mencumbu bibir indahnya.

“uuuuuuuhhmm mmmmmmmmmmmhhh” desahnya karena preman yang dibelakang berhasil meraih cumbuan

“cruuuupppp cruuuuuuupp” suara cumbuannya

“mmmmmmhhh uuuuummmmhh” desahnya karena vaginanya terus digesek oleh telapak tangan kasar preman itu.

Kedua preman itu terus mengeksploitasi bagian kewanitaan Miranda hingga kakinya menggelinjang karena terangsang hebat.

“aaammmmmmmmmhhhhh, uuuumhhhhhhhhhh” desahnya sambil menghentakkan kaki dan memejamkan mata

“haha, meki kamu makin basah saja sayang” goda sang preman

Cairan orgasme Miranda membanjiri selangkangan bahkan tangan preman itu juga sangat basah karena aliran cairan itu. Miranda tak kuat menahan rangsangan yang diberikan para preman itu apalagi tangan mereka mulai menyentuh klitorisnya

“uuuuuuummmmmmmhh aaaaaaaaaahh, hantikaaaann aaaaaaaaaaahh” desahnya sambil terus menggelinjang

Akhirnya preman yang di depannya mengangkat salah satu kaki Miranda dan mencoba untuk memasukkan penisnya.

“enggak baaaaangg jangaaann” pekik gadis itu

“hehe, diem! Lo pasti pengen kan” kata preman itu

“aaaaaaaaaaaaaaahh, enggaaaakk baaaaaanng” teriak Miranda karena vaginanya dimasuki penis preman di depannya

“hehe, gue ikutan dong bos” preman yang dibalakang juga ikut mengeluarkan batang kemaluannya

Preman yang di belakang akan memasukkan penisnya kedalam anus Miranda.

“jangaaaaaaann, hentikaaaaaaaaann aaaaaaaaaaahh” pekik Miranda karena akan disetubuhi dari depan dan belakang

Preman yang di depan mengangkat kedua kaki Miranda dengan di bantu yang dibelakang agar lebih mudah menyetubuhinya. Anus Miranda siap untuk di masuki penis preman yang dibelakang.

“aaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaahhhh” rintih gadis itu antara merasa sakit dan terangsang

“hahaha, mantap bener nih cewek” ujar mereka


“hahaha, meki abg emang beda ama pecun” ujarnya kegirangan

Preman itu terus mengerakakan pinggul mereka untuk menyodok vagina dan anus Miranda. Mereka melakukannya dengan penuh birahi.

“aaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaahh hentikaaannn aaaaaaaaaaaaahh” teriak Miranda sambil mendesah

Ia disetubuhi dengan posisi berdiri dan kakinya diangakat oleh kedua preman tersebut.

Setelah beberapa lama akhirnya mereka puas dan mengeluarkan cairan spermanya di dalam vagina dan anus gadis itu.

“uuugghhhhhhhhh” desah mereka

“aaaaaaaaaaaahh, jangaaaaaaaaaaaaann” teriaknya

“croooooooottttttt” sperma menyembur ke dalam

“uuuuuuuhhh” desahnya

Setelah puas menikmati hubungan seks dengan Miranda, mereka mencampakan Miranda begitu saja dengan keadaan duduk terseok dan bersandar pada tembok. Nafasnya tersengel – sengal karena di setubuhi dari depan dan belakang.

“haha, baru kali ini gue kimpoi seenak ini” ujar mereka berdua

“yoi bos” sahut temannya

Penis mereka masih berlumur sperma dan cairan orgasme sehingga mereka ingin membersihkannya.

“heh, pecun bersihin kontol gue” perintah sang preman

Miranda enggan melakukannya, menatapnya saja membuatnya jijik. Ia hanya menggelengkan kepala sambil menutup mulut dengan telapak tangannya sembari masih meneteskan air mata.

“ayo, buruan!” paksa mereka sambil terus menampar –nampar pelan wajah ayu gadis itu

Walaupun perasaan jijik melanda dirinya ia terpaksa melakukan hal kotor tersebut. Setiap inchi demi inchi batang kemaluan preman itu di sapu oleh jilatan lidahnya.

Sementara itu Rendy dan kawan –kawan masih menunggu di mobil.

“eh, tuh cewek kok masih belum balik juga ya?” kata Erick

“iya, harusnya udah selesai tuh” Gilang menimpali

“brengsek, jangan –jangan kabur tuh cewek” ujar Rendy berburuk sangka

“udah ayo kita cari dulu” ajak Erick
“ayo ayo” mereka mengiyakan

Mereka segera keluar dari mobil untuk mencari Miranda di dalam pasar. Mereka berlima berpencar untuk mencari gadis malang itu. Sampai Erick menemukan Miranda dalam keadaan duduk lemas di sudut pasar.

“hah!, Miranda” Erick tertegun

Dengan cepat ia langsung menghampiri gadis yang masih lemah lunglai tersebut.

“Mir, lo kenapa?” tanya Erick menunjukkan rasa iba

Miranda hanya bisa lemas dan tak henti – hentinya berisak tangis.

Erick lalu mengambil handphone untuk memanggil temannya. Hingga mereka semua berdatangan. Mereka semua terkejut melihat keadaan gadis itu dan masih merasa kasihan walaupun mereka adalah musuhnya.

“lo kenapa Mir, ayo jawab” tanya Gilang

Miranda mulai menjelaskan bahwa dirinya di perkosa oleh preman di pasar itu.

“yah, berabe nih, lo sih sob pake acara ginian” Gilang menyalahkan Rendy

“eh, lo kok nyalahin gue!” Rendy tidak mau disalahkan

“udah – udah ayo kita anterin pulang aja” ajak Erick

Mereka pun membawa gadis itu kembali ke mobil dan mengantarkannya pulang.

“Miranda, gue gak peduli lo habis di apain, yang jelas hari senin lo harus tetep ngejalanin tugas lo” kata Rendy mengingatkan

Semua anak hanya bisa diam karena tidak berani melawan perintah bos geng itu termasuk Miranda sendiri yang memang sudah tidak berdaya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Related Posts:

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p