Hari Senin adalah awal yang baru bagi tugas Miranda sebagai budak nafsu Rendy dan kawan -kawan. Hari itu ia mengenakan seragam putih abu – abunya dengan kemeja putih ketat dan rok pendek di atas lutut seperti biasa. Saat tiba di kelas dan duduk di bangkunya Rendy menyambutnya.
“gimana lo udah siap hari ini” tanya Rendy
Sejenak ia terdiam karena sebetulnya ia tidak mau melakukan perintah Rendy.
“ayo jawab!” kata Rendy dengan ketus
“umhhh” ujarnya sambil mengangguk tanda ia masih berat hati
“bagus kalo begitu” ujar Rendy menganggap ia telah setuju
Langsung saja ia menarik tangan Miranda dan membawanya ke belakang bangkunya di pojok ruang kelas.
“aaaaaaaaaaaahh” pekiknya
“hehe, hari ini kita akan party” ujarnya sambil menatap ke wajah Miranda dengan nafsu
Miranda hanya memalingkan muka karena kepala Rendy seperti hendak mencumbunya.
Dengan buas Rendy memasukkan tangannya ke dalam rok abu –abu Miranda yang pendek dan masuk ke dalam celana dalamnya sambil mengobok – obok vagina gadis itu.
“uuuuummmmmmmhhhh, Rendy hentikaaaan,,mmmmmmmmhh” desahnya
Miranda berusaha memegangi tangan Rendy yang liar menerjang vaginanya namun payudarnya juga diincar. Rendy meremas –remas buah dada kenyal Miranda.
“hehe, sebelum itu lo harus sange dulu” ujar Rendy
“uuuuuummmmmhh, mmmmmhhh” desah Miranda tak henti henti
Mendengar desahan itu membuat Rendy makin bernafsu dan langsung menyambar bibir Indah Miranda.
“hmmm, cruuuuuuppp cruuuuuupppp” cumbu Rendy
“mmmmmmmmhhhh, mmmhhhhhh” rintih gadis itu
Setelah cukup lama di rangsang oleh Rendy akhirnya vagina Miranda mulai basah hingga membanjiri celana dalamnya. Miranda mulai bernafas terengah - engah.
“ sekarang, buka baju lo!” suruh Rendy
Miranda tidak menyangka bahwa pagi itu sudah harus melayani mereka.
“Rendy, jangan uhuhu” pinta Miranda dengan merengek
“oh jadi gitu, lo mau ngelawan lagi?” kata Rendy dengan nada mengancam
“mmm, enggak Ren, tapi….” ujarnya masih memohon
“udah cepet buka baju lo!” bentak Rendy
Miranda dengan terpaksa harus menuruti kata – kata Rendy karena bisa berakibat fatal bila ia tidak menurutinya. Kini ia melepaskan bajunya di mulai dari dasi abu –abunya lalu satu persatu kancing bajunya dan menanggalkan kemeja putihnya, lalu ia membuka kancing roknya di belakang dan menjatuhkan rok abu – abunya perlahan. Kini hanya bra dan celana dalamnya yang masih tersisa.
“lepasin daleman lo sekalian!” perintah Rendy lagi
“Uh!” gumam gadis itu
“kenapa Miranda? Lo keberatan?” tanya Rendy
“engg…enggak” jawabnya dengan terpaksa
Perlahan ia mulai membuka kancing branya dan melepaskannya sehingga buah dadanya yang bagaikan buah mangga ranum itu terlihat dengan jelas. Semua anak di kelas mempelototi payudara Miranda itu. Dengan sigap ia menutupi buah dadanya karena malu menjadi tontonan anak satu kelas.
“ayo cepat lepasin kancut lo!” suruh Rendy
Perlahan Miranda melorotkan celana dalamnya sambil menundukaan badan dan melepaskannya dari setiap langkah kakinya. Kini tubuh gadis itu tidak tertutupi pakaian sehelaipun, hanya kaos kaki panjang menutup betis serta sepatu ketsnya yang masih tertanggal. Dengan wajah memerah ia menutupi peyudara dan vaginanya karena tatapan teman – teman sekelasnya mulai liar.
“lepasin tangan lo!” bentak Rendy
“ugghhhh” rintihnya
Dengan terpaksa ia melepaskan kedua tangan yang menutupi bagian kewabitaannya itu. Kini ia hanya duduk dengan posisi sigap dihadapan kelima belas teman sekelasnya yang memandangi payudara dan vaginanya. Ia sungguh malu dan hanya bisa menundukkan wajah sambil memejamkan mata. Rendy memegang untaian rambut panjang Miranda dan menariknya kebelakang agar Miranda tidak menunduk.
“hehe, lo gak usah malu” goda Rendy
“uuugghhhhh” rinithnya
Semua anak di kelas mecoba mengabadikan momen indah tersebut sehingga setiap lampu blitz jepretan kamera menculik setiap lekuktubuh Miranda terutama bagian payudara dan vagina. Belum lagi Rendy menyuruhnya membalikkan badan sehingga membuat pinggulnya yang berisi terlihat jelas dihadapan anak lainnya. Setelah itu ia mendorong tubuh Miranda ke tembok.
“huh!” ujar Rendy saat mendorong tubuh Miranda ke tembok
“uh!” rintihnya saat menyentuh tembok
“oke lo nungging sekarang” suruh Rendy
Perlahan Miranda membungkuk dengan berpegangan tembok dan memposisikan tubuhnya sembilan puluh derajat ke belakang.
“hehe, siapa yang mau kimpoi duluan” kata Rendy menawarkan tubuh Miranda sambil mengelus pinggulnya
“uuuuughhhh” rintih gadis itu karena ia harus berhubungan sex dengan semua anak sekelasnya
“gue, gue, gue duluan” semuanya berebutan karena sudah tidak tahan
Mereka pun berunding siapa duluan yang akan menyetubuhi Miranda, dan siapayang selanjutnya. Mereka berunding cukup lama sehingga membuat Miranda khawatir bila Pak Guru akan memasuki kelas.
“udah buruan!, ntar Pak Guru datang” ujarnya sambil menoleh kebelakang masih dengan posisi menungging menghadap tembok
“iya bener juga, kalo gitu gue duluan” ujar Rendy
“yah, bos lagi bos lagi” anak yang lain kecewa
“hehe, tenang aja, hari ini semua bakal kebagian” ujarnya
Mereka pun berhenti protes dan menyilahkan sang ketua geng berhubungan intim duluan. Langsung saja Rend menerkam tubuh Miranda dan memeremas payudaranya.
“hehe, bilang aja kalo lo gak sabar pengen ML kan” goda Rendy
“ughhhh” rintih gadis itu saat tangan Rendy menjamah tubuhnya
Saat Miranda dalam posisi menungging, Rendy langsung menancapkan batang kemaluannya ke lubang vagina gadis itu.
“ummmmhhh aaaaaaaaaaaaaaa” pekiknya
“haha, sayang meki lo udah di nikmatin preman pasar kemarin” ujar Rendy membuka luka lama
Miranda mulai meneteskan air mata karena ia ingat saat diperkosa di pasar sabtu kemarin.
“ugggghh, uuuhhh” desah Rendy sambil menggerakan pinggulnya untuk menggesekkan batang kemaluannya
“aaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaahh” pekik Miranda menahan hujaman di vaginanya
Setelah itu Rendy membalik posisi Miranda menjadi berhadap – hadapan satu sama lain. Rendy mengangkat salah satu kaki Miranda dan mulai menghujam kan penisnya kembali.
“aaaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaaahh” desah Miranda sambil memeluk tubuh Rendy agar tidak jatuh
“hehe, enak mana kontol gue ama preman kemarin” tanya Rendy menggodanya
“aaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaahh” Miranda tak menjawab dan hanya bisa menahan hujaman di vaginanya
Saat masih dalam keadaan berhubungan intim Rendy sempat mencumbu bibir Miranda.
“uuuummhhhhh,, aaaaaaahh cruuuuuppp mmmmmmhhh” suara ciuman mereka
Di sela – sela persetubuhan mereka bel tanda pelajaran pun berbunyi.
“bos, udah masuk nih” ujar Erick mengingatkan
Rendy tidak mempedulikan dan masih terus menikmati persetubuhannya.
“aaaaaaaaaaahh,aaaaaaaaaaahh, Rendy buruan, nanti pak guru keburu datang” pinta Miranda sambil mendesah
“hmmmm, biarin gue masih belum keluar, sob lo jagain pintu jaga di pintu” suruh Rendy
Teman –teman yang lain berjaga di pintu.
Sementara Rendy masih asyik menikmati persetubuhannya.
“ugghhhh, uugghhh” desah Rendy saat menghujamkan batang kemaluannya
“Rendy…plissss, hentikan” rengaknya
“ah, bawel amat si lo” kata Rendy
Ia pun mulai membalik tubuhnya ke belakang dan menghadapkan tubuh Miranda ke depan kelas. Ia mengangkat salah satu kaki Miranda dan memasukkan penisnya lagi sambil meremas dada Miranda.
“aaaaaaaahh, aaaaaaaaaahhaaaaaaaaaahh Rendy hetikaaaaann” pekiknya
“haha, biar sekalian Pak Guru lihat” ujar Rendy
Saat di setubuhi payudara Miranda memantul mantul dari bawah ke atas sehingga menjadi tontonan menarik bagi teman – teman sekelas.
“sob , sob Pak Guru datang!” ujar Erick
Miranda pun mulai cemas karena Rendy tak kunjung menyelesaikan persetubuhannya.
“Rendy, buruan uhuhuhuh” pintanya seraya menangis
Rendy tak menghiraukan dan masih terus mensetubuhi Miranda.
“Rendy pliiiiiiiiissssss, aahahhahahah” tangisnya dengan keras
“uggghhhhh, berisik” kata Rendy
Ia pun mulai mengeluarkan spermanya di dalam vagina Miranda.
“crooooooooooottttt” sperma menghujam vagina Miranda
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh” teriak gadis itu
Setelah itu Rendy mendorong tubuh Miranda hingga jatuh ke lantai sambil kembali ke mejanya. Miranda segera cepat –cepat kembali ketempat duduknya dan memakai kemejanya dan rok abu – abunya kembali. Saat Pak Guru memasuki kelas ia masih mengancingkan bajunya beliaupun hanya bisa memaklumi.
“ckckckck” gumam Pak Guru sambil menggelengkan kepala
Miranda hanya bisa tertunduk malu sambil terus mengncingkan bajunya dan memakai dasi nya kembali. Sementara pakaian dalamnya ia masukkan ke dalam tas. Sperma Rendy yang mengisi vaginanya tadi mengalir keluar dan menetes ke bangkunya.
“inget, itu tadi cuma permulaan” kata Rendy
Hubungan seks dengan Rendy tadi hanyalah awal dari hari tersebut karena ke lima belas siswa sekelasnya nanti juga akan melakukan hal yang sama.
Miranda kembali mengikuti pelajaran seperti biasa, semua murid memperhatikan Pak Guru yang menerangkan pelajaran. Saat pelajaran Pak Guru membuat soal di papan tulis dan menyuruh muridnya untuk menjawab soal tersebut.
“ayo anak – anak jawab soal ini” suruh Pak Guru
Semuanya diam saja karena tidak bisa mengerjakan soal yang di berikan pak guru tersebut. Pak Guru yakin pasti Miranda bisa menjawabnya sehingga beliau menunjuknya.
“Miranda tolong kerjakan soal di papan tulis” pinta Pak Guru
Ia segera maju ke depan dengan percaya diri, karena ia cukup pandai dalam mengerjakan soal mata pelajaran.
Ia pun melangkah maju ke depan namun tiba – tiba roknya melorot, ia lupa mengancingkannya karena tadi terburu – buru dan lebih fokus pada kancing kemejanya.
“hahahahahah” sejenak ruang kelas di penuhi tawa riuh para siswa
“uhhhhhhhh” gerutu Miranda sambil membetulkan roknya kembali.
Ia sungguh malu karena ia telanjang bawah karena tidak memakai celana dalam apalagi ia telanjang di depan guru dan anak –anak sekelas.
“diaaaam kalian!” bentak Pak Guru
Semua anak terdiam karena bentak Pak Guru yang mencoba melindungi Miranda.
“Miranda sudah tidak apa – apa, kamu maju dan kerjakan saja soalnya” perintah beliau
“baik Pak” jawabnya dengan wajah muram
Ia kembali maju ke papan tulis dengan langkah perlahan. Saat ia mengerjakan soal tersebut Pak Guru terus memandang paha hingga pinggul Miranda karena ia sempat melihatnya tanpa mengenakan rok. Ketika Miranda selesai Pak Guru masih terbengong.
“sudah Pak” ujar Miranda
Namun Pak Guru masih melamun dengan pikiran kotornya
“ngelamunin Miranda ya Pak, hahaha” goda salah satu anak
“ah, i…iya oh” Pak Guru tampak kebingungan
“hahahaha” semua anak tertawa lagi
Miranda hanya bisa menundukkan wajahnya karena dipermalukan oleh teman – temannya.
“baik kamu boleh duduk” Pak Guru menyilahkan
Pelajaran pun berlalu dan kini saatnya jam istirahat. Saat itulah semua anak mengerumuninya dan meminta jatah sex party dari Miranda.
“ayo buka baju lo” paksa mereka
“eng..enggak gue mohon jangan lepasin baju gue” pintanya
“ah, banyak omong lo” mereka tidak sabar
“i..iya, tapi roknya aja ya” tawarnya
“hmm, iya ayo cepet” paksa mereka
Akhirnya ia pun melepaskan roknya kembali.
“sekarang lo nungging di meja” suruh Rendy
“mmhh” rintihnya saat ia memegangi meja dan menunjukkan pinggul indahnya
“siapa nih yang duluan” ujar Rendy
“gue aja bos” kata Erick menawarkan diri
Dengan cepat ia memposisikan dirinya untuk menyetubuhi Miranda.
“ayo manis cobain kontol gue, ughhh” katanya sambil menghujamkan batang kemaluannya
“aaaaaaaaaaaaaaahh” pekik Miranda
Perlahan Erick menggesekkan penisnya di dalam vagina gadis itu.
“ughhh, mantap!” ujarnya menikmati
“aaaaaaaaahh, ooooooohhhh” desah Miranda
“hahahaha, ayo ayo” semua anak menyoraki perilaku kotor tersebut
“hehe, dari kemarin si bos aja yang nyobain, ughh” gumam Erik
“aaaaaaaahhh, ooooooohhhhh, oooooohhhh” desahnya seirama dengan gesekan penis di vaginanya
“loh kayaknya menikmati juga Miranda” Rendy menggodanya
“mmhhhh, enggak aaaaaaahhh” jawabnya sambil menggelengkan kepala dan mendesah
Beberapa saat Erik mencabut penisnya dan duduk di bangku sambil menarik pinggul Miranda dan menyetubuhinya dalam posisi duduk.
“kayaknya kalo gini lebih enak” katanya sambil menepatkan penisnya di vagina
“aaaaaaaaaaahhhh, aaaaaaaaaahh” pekiknya karena penis Erik menhujam vaginanya dengan keras
“hahaha, mantap benar” ia kegirangan
“aaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaahhhh, hentikaannn aaaaaaaaaaaaaaahh” Miranda tidak kuat menahan hujaman tersebut
Erik pun makin girang dan terus menghujamkan batang kemaluannya hingga mencapai ejakulasi.
“aaaaaaaaaaah, jangaaaaaaaaaann” pekiknya karena gesekan makin cepat
“uuuuuhhhh,uuuuhhhh” Erik mencoba berejakulasi
“aaaaaaaaaaaahh,jangaaaaaann lepasiiiinnn” teriaknya tanpa henti
Tak berapa lama sperma menyembur di vagina Miranda.
“fuuuuhh, gile bener” kata Erik yang masih payah
“oke sekarang giliran gue” Gilang mengambil giliran
Miranda masih duduk dengan nafas terengah –engah.
Gilang manegangkatnya kembali dan memangkunya dengan posisi berhadap hadapan. Ia memasukkan batang kemaluannya bukan di vagina melainkan anusnya.
“meki lo udah penuh, sekarang giliran ini” katanya sambil menghujamka penis
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh hentikaaaaaaaaaaann” teriaknya karena kesakitan
“wuuuuuu” semuanya malah terpana
Jam istirahat pun kembali usai dan kini mereka kembali memulai pelajaran, sementara sperma Erik dan Gilang masih mengalir dari lubang kewanitaan Miranda saat ia duduk.
“uhuhuhuhu” ia mulai menangis meratapi nasibnya
Setelah Jam palajaran usai semua anak bersiap untuk pulang namun tidak untuk Miranda, karena ia harus melayani 12 anak yang ada dikelasnya. Semua anak segera mengerumuni bangkunya dan tidak sabar untuk menyetubuhi gadis itu.
Sore harinya semua anak keluar dari kelas dengan perasaaan puas namun masih ada yang tertinggal yaitu Miranda yang masih terkapar diatas meja karena disetubuhi secara baramai – ramai oleh siswa lainnya.tubuhnya berlumur sperma dan pakaiaannya berserakan di lantai.
Keesokan harinya ia masih mendapatkan tugas lagi yaitu Blowjob day. Ia harus melayani teman – teman satu kelas dengan cara mengulum penis mereka satu persatu. Di mulai dari Rendy yang sudah mengeluarkan batang kemaluannya di pagi itu.
“ayo sini Miranda, entotin kotol gue” suruh Rendy
Miranda pun menaruh tasnya di meja dan segera memposisikan dirinya untk duduk di depan Rendy. Perlahan ia mulai memasukkan penis itu ke mulutnya dan ia menghisapnya secara perlahan.
“uummmmppphh mmmmpphh” suara kulumannya
“oohhhh, Miranda bagus, ohhh” Rendy menikmati kuluman Miranda
Setelah beberapa penisnya ditarik kembali dan ia lepaskan cairan sperma ke wajah Miranda.
“croooooooottttt” cairan kental menghujani wajah ayu Miranda
Hari itu semua anak mendapat jatah kuluman dari Miranda satu persatu. Setiap selesai mereka bergantian tempat duduk agar dapatsebangku dengan Miranda dan memperoleh pelayanan darinya.
Keesokan harinya adalah hari Rabu yaitu Sex Toy day. Miranda harus menggunakan alat sex untuk memuaskan birahi Rendy dan kawan kawannya. Saat Miranda duduk di bangku Rendy mengeluarkan suatu alat dari tasnya.
“hehe, hari ini gue mau lo pake ini” katanya sambil menodongkan vibrator
“ahh, apa itu!” tanyanya dengan terkejut
“ayo, selipin ini di meki lo” suruh Rendy
“Ren, gue mohon, gue gak bisa pake begituan” rengeknya
“udah lo ntar pasti ketagihan” kata Rendy
“enggak Ren, gue mohon plisss” pintanya lagi
“ah banyak omong lo” bentaknya
Langsung saja ia membuka selangkangan Miranda dan menyingkap rok abu –abunya. Ia buka sedikit celana dalamnya dan ia masukkan vibrator itu di lubang vagina Miranda.
“aaaaaaammmhhhh, Rendy gue mohon” rengeknya
“hehe, udah pas” katanya
Miranda merasa tidak nyaman karna ada sebuah benda lentur masuk di tengah – tengah vaginanya.
“ooooh” rinith gadis itu
“oke, hari ini gue punya permainan, dengerin!” Redny memberikan instruksi
Miranda hanya bisa pasrah menerima ajakan permainan Rendy yang membuatnya resah.
“jadi permainanya, lo harus cari dari semua orang di kelas, siapa yang pegang remot vibrator ini, ngerti!” kata Rendy
Miranda hanya mengangguk karena ia tidak bisa berbuat apa – apa.
“vibrator ini punya lima level, lo harus panggil tiga anak setiap satu level, kalo salah semua, guncangan vibrator bakal terus naik kelevel lima” kata Rendy
“mmmhhhhh” Miranda hanya bisa merintih
“sekarang vibrator masih belum nyala, tapi setelah Pak Guru datang, lo harus cari tahu siapa yang pegang remot dan sebutin nama mereka” kata Rendy
“oh… tapi kalo gue diem aja?” tanya Miranda
“hehe, lima belas menit setelah Pak Guru datang lo harus panggil orang yang pegang remot, kalo enggak vibrator ini bakal langsung ke naik ke level lima” katanya
“apa!, enggak…” keluh Miranda
“gimana Miranda, lo siap?” tanya Rendy
“enggak Ren, gue gak bisa ikutin permainan ini” pintanya
“mau gak mau lo harus ngelakuin ini, setelah Pak Guru datang segera cari dan sebutin nama anak yang pegang vibrator” ujarnya menutup instruksinya
Tak lama kemudian Pak Guru pun datang ke kelas dan memulai pelajaran.
“oke Miranda, waktu lo cuma lima belas menit, cari orang yang pegang remot” katanya mengingatkan
Saat itulah Miranda harus memandangi setiap anak di kelasnya dan mencari tahu siapa yang memegang remot vibratornya.
“mmmhhhh, siapa ya” gumamnya dalam hati
“ayo Miranda ini sudah sepuluh menit” Rendy mengingatkan lagi
Karena ada tiga kesempatan ia mencoba memanggil nama salah satu anak dikelasnya.
“Andre!” panggilnya
Anak yang di panggil pun menoleh dan tersenyum sambil menggelengkan kepala.
“uuuuhhhhhh” keluhnya dalam hati
Ia sungguh cemas dan dikejar waktu karena bila ia tidak segera menemukan maka, vibartor itu akan menghujam vaginanya langsung ke level lima.
“Deni!” panggilnya lagi
Kali ini juga bukan lalu siapa yang memegang vibratornya.
“uuhhhhh, tinggal satu nih” gumamnya
“ayo Miranda waktu lo kurang satu menit lagi” Rendy membuatnya gugup
“Ren gue mohon gue gak bisa ngelakuin ini” rengeknya lagi
“ayo cepat kurang bentar nih, gue itung sepuluh detik” kata Rendy mengganggunya
“mmmmhhh, jangan, siapa, siapa?” gumamnya dalam hati
Ia pun melihat salah satu anak dengan saku yang agak tebal dan ia yakin dialah yang membawa remotnya.
“Angga!” panggilnya
Ia hanya bisa berharap bahwa pilihannya itu benar namun sesuatu mulai menggelitik vaginanya dengan perlahan.
“uuuuuuuuummmmmmmmhhhh, nggak mungkin” rintihnya tidak percaya bahwa ia slah
Angga yang dipanggilnya pun mengeluarkan benda disakunya yang ternyata adalah ponsel.
“hehe, gimana asik gak?” goda Rendy
“mmmmhhhhh, Rendy gue mohon, hentikan, mmmhhhh” rengeknya sambil mendesah
“haha, kesempatan lo hilang satu karena gue gak bawa remotnya” ujarnya menggoda lagi
“mmmhhhh, bukan…. gue mohon hentikan permainan ini” ia terus memohon
“udah nikmatin aja, waktu lo cuma sepuluh menit, kali ini kalo gak bakal sampe level lima” ujarnya
“mmmhhhhhh, mmhhhhh” rintihnya
Ia tidak lagi bisa berfikir jernih dan tidak bisa memperhatikan pelajaran dari Pak Guru. Ia terus merapatkan kedua kakinya berharap bisa menahan rangsangan dari getaran vibrator itu namun vibrator ia tidak bisa menahannya. Satu – satunya jalan ia harus menemukan orang yang memegang remot, kalau tidak vibrator itu akan mengguncang vaginanya lima kali lipat lebih kuat. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya getaran level lima, karena level satu saja ia sudah tidak tahan. Ia pun segera memanggil anak yang selanutnya namun ia vibrator itu takkunjung berhenti.
“ayo Miranda, gue itung sepuluh kali lagi” Rendy malah mendesaknya
“mmmmhhhhh, mmmmmmmhhhhh” desahnya tiada henti
Ia kembali menyebut nama anak yang lain namun bukannya berhenti malah getaran itu makin kuat di vaginanya. Kelihatannya getaran meningkat ke level dua sehingga ia tidak bisa menahan lagi.
“mmmmmmmhhhhhh, aaaaaaaaaah” pekiknya karena tidak kuat menahan rangsangan
Semua anak menoleh kepadanya karena ia berteriak di tengah pelajaran.
“kamu kenapa Miranda?” tanya Pak Guru heran
“mmhhhhh, enggak Pak” jawabnya sambil tersipu malu
Semua anak tersenyum jahat karena rencana mereka telah berhasil. Sementara Miranda terus menahan getaran itu. Kakinya mula bergelenjotan dan ia menekan vaginanya dengan tangannya berharap menahan rangsangan itu.
“oke, Miranda waktu lo cuma lima menit” Rendy mengingatkan lagi
“apa!, kenapa cuma segitu, mmmmmhhhhhh?” tanyanya
“semakin berkurang anak yang lo cari semakin berkurang waktunya, adil kan, hehe” ledeknya
“mmmmmhhhhh, mmmmmmmhhh” ia terus mendesah
Miranda tidak bisa berbuat apa – apa karena getaran vibrator itu membuatnya semakin blank. Ia pun hanya bisa asal menebak anak yang memegang remot vibratornya. Dua anak sudah ia panggil namun vibrator tak kunjung berhenti, bahkan di saat seperti itu Pak Guru menyuruhnya mengerjakan soal di papan tulis.
“Miranda tolong kerjakan soal di papan” suruh Pak Guru
“mmmhhhhhh, saya tidak bisa Pak, mmhhhhh yang lain saja” jawabnya
“ayo Miranda, saya yakin hanya kamu yang bisa menjawab” Pak Guru terus mendesaknya
Akhirnya ia pun terpaksa maju untuk menjawab soal tersebut walaupun ia hanya bisa berjalan dengan langkah gemetaran. Ia maju perlahan –lahan karena rangsangan hebat di vaginanya. Saat ia hampir di depan ia melihat salah seorang anak memasukkan tangannya di saku.
“ jangan – jangan dia yang pegang remotnya” ujarnya dalam hati
Ia pun menyebut namanya namun getaran malah makin keras sehingga membuatnya tidak kuat berdiri.
“mmmmmhhhh aaaaaaaaaaaaahhh” pekiknya sambil terjatuh terseok ke lantai
Semua anak menertawakannya karena mereka sungguh menikmati itu.
“kamu kenapa Miranda, kamu sakit?” tanya Pak Guru kebingungan
“mmmhhhh, enggak Pak” jawabnya sambil menggelengkan mata
Ia pun kembali menuju papan tulis sambil memegangi selangkangannya karena rangsangan hebat tersebut. Padahal vibrator itu masih level lima dan ia hampir tidak kuat berdiri. Saat di depan papan untuk mengerjakan soal ia tidak bisa berpikir, yang ia pikirkan hanyalah rangsangan di bagian kewanitaannya itu. Akhirnya ia pun tahu, bahwa bila ia menyebut semua nama anak di kelas pastinya vibrator itu akan berhenti, karena Rendy tidak menyebut aturan itu. Ia pikir itu adalah celah dari permainan ini.
Ia pun menghela nafas dan berbalik menghadap ke semua anak dan memanggil nama anak yang belum ia panggil tadi. Dari ketiga anak masih belum juga benar sehingga level getaran meningkat lagi.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh aaaaaaaaaaaaahh” ia berteriak karena rangsangan semakin kuat
“hahahahahaha” semua anak menertawakannya
Miranda sampai membungkuk untuk menekan rangsangan vagina itu, dan yang terakhir ia memanggil nama tiga anak lagi karena semua murid dikelas itu cuma ada lima belas, dan ini kesempatan terakhirnya.
“Gilang, Erik Pandu, huuhh” ia menyebut secara berurutan
Ia berharap vibrator itu akan berhenti. Akan tetapi bukannya malah berhenti namun malah semakin kuat getarannya sehingga ia jatuh tersungkur karena tidak kuat berdiri. Ini adalah getaran yang paling kuat atau level lima.
“aaaaaaaaaahh…… Rendy……elo bohong….aaaaaaaaaaaaaahh” ujarnya
Ia hanya bisa menggelinjat di depan kelas disaksikan semua anak termasuk Pak Guru sendiri.
“hahaha, tadi aku sudah bilang bahwa yang membawa remot adalah orang!, dan orangnya ada di samping kamu” ujar Rendy sambil menunjuk ke depan
Tanpa diduga Pak Guru lah yang dari tadi memegang remot itu,jadi semua yang di lakukannya tadi hanyalah akting saja dan ia sempat tidak percaya akan hal itu.
“aaaaaaaaaaaaaaaahh, Paaaaaaaaakkk, nggaaaaaaaaaaaakk mungkiiiiiiiiiiin, aaaaaaaaaaaahh, uhuhuhuhu” pekik gadis itu sambi meneteskan air mata
“ma….maafin Bapak Miranda, Ba….Bapak hanya di suruh, maafkan Bapak Miranda” Pak Guru amat menyesal melihat penderitaan Miranda
Pak Guru itu adalah guru honorer yang mencoba peruntungan dengan bekerja di sekolah tersebut. Masih untung ia bisa menjadi guru di sekolah itu walaupun ia tidak bisa melawan perintah dari atasan termasuk Rendy karena ia adalah anak dari ketua yayasan.
“Paaaaaaaakkkk hentikaaaaaaaaaann, uhuhuhuhu” pintanya sambil menangis menderu deru karena rangsangan yang dahsyat bahkan cairan orgasme membanjiri selangkangannya hingga roknya basah.
“i…iya Miranda, bapak akan hentikan” kata Pak Guru
“tunggu! Bapak tidak bisa melakukan itu” Rendy menyelanya
“tapi Rendy, kasihan Miranda” pinta PakGuru
“sudah Pak, biar dia lepaskan sendiri” suruh Rendy
“apa!, aaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaaahhh” pekik Miranda
Miranda tidak punya pilihan lain selain melepas vibrator itu di depan semua anak bahkan di depan Pak Guru. Ia sempat ragu namun ia sudah tidak tahan lagi. Ia masukkan tangannya kedalam celana dalamnya dan ia ambil benda sial tersebut.
Cairan orgasme membanjiri tangannya dan benda tersebut sudah sangat basah bahkan cairan orgasme tak henti – hentinya keluar dari vaginanya.
“hahahaha” semua anak menyorakinya
Bersamaan dengan itu belpun berbunyi tanda waktu istirahat. Gadis itu kembali ke tempat duduknya dan mengistirahatkan dirinya sambil bernafas terengah engah.
Begitulah cerita Miranda yang menjadi budak nafsu para berandalan sekolah. Kegiatan birahi itu pun tidak berhenti sampai disitu karena besok dan besoknya lagi jadwal kegiatan sex yang di buat tetap harus ia jalani.
------------------------------------------------------------------------------------------------
TAMAT